entah mengapa, menjadi seseorang yg dapat mengerti perubahan dan keadaan tertentu sangatlah susah. Menjadi seseorang yg penuh pengertian untuk mau menerima keadaan yang kurang menyenangkan ternyata sulit sekali. Seolah-olah diri ini yang menginginkan keadaan itu, seolah-olah diri ini yang sengaja menyusah-susahkan sendiri. Apakah semua disebabkan diriku juga, tak pandai memilih dan lebih suka menerima apa adanya, akankah ada juga orang yang mau menerima apa adanya? entahlah... kepada_Mu kuberserah diri ya ALlah.
[draft] Logika kapitalisnya kira2 begini: ada tren PTSpts menurunkan std renumerasi dosen, tp std gelar naik ke S3. Lalu, dengan Negara mensubsidi konon kesejahteraan dosen melalui insentif jafung, serdos, dan hibah2 riset, abdimas, maka dgn jaminan dosen2 S2/S3, maka PTSpts menaikkan std intake spp, namun...Renumerasi pokok dosen diturunkan, dgn logika dosen2 mengurus administrasi dan memenuhi syarat2 BKD PAK dsbnya, akan mendapatkan insentif2 tsb diatas. Sehingga menghemat pengeluaran2 utk menggaji dosen2.Kita belum bicara soal kapitalisasi dan dominasi scopus indeksasi jurnal. Indonesia yg begitu besar dan luas, mungkin bakal kalah rankingnya QS, dll , sekejap lagi dgn Brunei.
Comments