Fenomena gerakan komik Indonesia untuk sementara waktu ini sarat diwarnai nuansa instanitas pelakunya, dimana setiap orang berkesempatan bebas mengadu peruntungan membuat komik dan menyebut dirinya seorang komikus tanpa harus melewati proses pembelajaran terlebih dulu. Kalau komikus dunia harus melewati proses magang sebelum berhasil menerbitkan sendiri komiknya, komikus Indonesia sudah bisa eksis bila sudah pernah melahirkan komik sendiri barang satu atau dua buah. Belum saatnya memperbandingkan kualitas komikus dunia dengan komikus lokal, meski demikian melalui riset kecil-kecilan melalui internet terdapat beberapa komikus lokal yang sudah berkesempatan unjuk gigi menjadi ilustrasi komik di penerbitan komik luar negeri. Latar belakang tiap-tiap komikus kadang melahirkan pandangan-pandangan ekstrim masing-masing dalam memandang rimba perkomikkan Indonesia , dari pandangan yang materialistik yang berorientasikan pasar, hingga yang idealistik mengekspresikan sisi individualisnya....
its a place for me to do contemplation on the creation of 'thien' and 'earth'. Mengingat Dia saat berdiri, duduk maupun berbaring dan merenungkan tentang adanya langit dan bumi. (rujukan Surah Ali Imran ayat 191-192) Demikianlah manusia yang tidak mensia-siakan akal untuk berpikir yang telah diberikan oleh Sang Khaliq.