(00)
Ajaran islam adalah untuk kepentingan seluruh semesta baik makrokosmos maupun mikrokosmos, karena dalam Quran selalu disampaikan peringatan,”Wahai, Umat manusia....”, dan juga bukan ajaran untuk keegoisan manusia saja, tetapi juga untuk seluruh alam raya karena Allah adalah Tuhan Seru Sekalian Alam.
Mengapa ajaran islam dan bukan ajaran kebenaran yang lain-lain? Kita mengenal ajaran yang bersifat welas asih, kita mengenal ajaran memandang manusia dan alam adalah satu kesatuan, kita mengenal ajaran yang mensakralkan dan juga memanusiawikan Tuhan. Ajaran islam bukan tidak mengenali semua ajaran-ajaran kebenaran hidup yang pernah ada di muka bumi, karena sebagai penutup Allah telah meridhai manusia dengan ajaran islam.
Dalam pandangan penulis, islam adalah ajaran yang paling manusiawi. Allah mengajarkannya dengan sabar kepada manusia melalui Rasulullah. Diajarkan pada usia yang dalam psikologis manusia berada pada puncak kematangannya, Nabi Muhammad tidak secara ajaib menjadi nabi di usia muda, walaupun itu biasa saja terjadi kalau memang atas kehendak Allah. Allah memberi kesempatan pada Nabi Muhammad untuk menjadi manusia sepenuhnya sendiri dahulu yang menggunakan ’akal’ dan ’budi’ nya dalam menjalani kehidupan.
Allah pun tidak memilih manusia yang berada dalam kehidupan yang bergelimpangan ataupun yang termiskin di dunia. Allah memilih seorang manusia yang berkualitas bukan pada fisik maupun materi-nya. Perjalanan hidup beliau menjadi Rasulullah adalah perjalanan hidup sebagaimana manusia biasa, yang kemudian ia dipilih oleh Allah untuk menjadi contoh bagi manusia lainnya.
Islam tidak diturunkan melalui pengajaran dalam waktu singkat dan dengan hanya merenung atau menulis di suatu tempat. Islam diajarkan oleh Allah melalui kehidupan manusia yang dicerminkan oleh Rasulullah, bukan saja dari kata-kata tapi juga perilaku sehari-hari beliau, ajaran yang bersentuhan langsung dengan perikehidupan manusia. Secara sederhana, islam adalah ajaran untuk menjalani hidup sehari-hari menjadi semakin baik dari hari ke hari hingga tiba saat sakratulmaut.
Islam adalah ajaran kebenaran yang menyentuh hingga bahagian dasariah manusia. Misalnya saja, penulis pada dasarnya adalah seorang yang skeptik, meragukan segala sesuatu, tetapi dengan pasti islam menyatakan bahwa tidak ada keraguan didalamnya, sebagaimana yang tersurat dalam Quran. Ketentraman hati datang kemudian bukan karena islam mengajarkan absolutisme dan melarang mempertanyakan sesuatu. Karena yang absolut itu hanya Allah S.W.T semata, dan Quran sebagai kalamNya adalah pegangan dasar kehidupan yang perlu diragukan karena manusia siapapun dia diperkenankan oleh Allah untuk mempelajari islam. Islam adalah ajaran terbuka, yang dengan segala keterbukaannya mempersilakan manusia untuk menguji kebenaran Quran dan mempertanyakan kembali ajaran islam. Allah memberi tantangan terbuka kepada barangsiapa yang mampu untuk menandingi satu kalimat saja dari Quran Kalam Allah. Tantangan ini memenuhi tantangan setiap jaman, dari dahulu hingga sekarang, dimana segala argumen tentang kebenaran sesuatu selalu mendapatkan tantangan balik, maka Allah yang maha mengetahui cabaran manusia ini telah mengisyaratkankan bahwa tiada keraguan didalam Quran-Nya.
Islam adalah ajaran dengan iman yang menyentuh akal sehat, sekaligus akal sehat yang menyentuh iman. Tiada ilmu tanpa iman dan tiada pula iman tanpa ilmu. Kemanapun ilmu berkembang biak, sampai dimanapun ia tersesat, selama manusia masih menggunakan ’akal’ dan ’nurani’ yang Allah berikan, ilmu-ilmu manusia itu akan kembali pada ujung pangkal kebenaran. Ilmu-ilmu datang dari Allah, dan segala sesuatu yang datang daripada-Nya akan kembali pada-Nya. Sejauh manapun manusia membawanya tersesat, dengan keimanan dan ridha Allah, manusia akan dapat membawa dirinya kembali lurus.
Comments