Anda mungkin punya banyak hal yang ingin disampaikan, banyak pengetahuan yang ingin disumbangkan. Pengetahuan itu tidak pernah dirasakan cukup, dan ada kebahagiaan tersendiri apabila dapat kita bagikan ke orang-orang di sekitar kita. Namun, ada kalanya, seringkali malah, orang-orang disekitar anda bukanlah mereka yang ramah dan terbuka pada apa yang Anda sampaikan. Seringkali pula, harga diri dan gengsi menahan pintu hati untuk menerima sumbangan pikiran dari Anda, meski bibir mereka mengucapkan hal yang kontradiktif. Silahkan, pak, bu, kami dengan senang hati menerima masukan dan pandangan dari bapak ibu.
Haha, hipokrisi bukan barang baru di masyarakat kita. Ketika Anda punya sesuatu untuk diberikan, namun Anda dipandang bukan seseorang yang berkompeten, atau tepatnya bukan seseorang yang dikenal, terkenal, atau punya banyak followers, maka apa yang menjadi pikiran dan pandangan Anda bukanlah sesuatu yang penting apalagi berharga menurut mereka.
Dunia sekitar kita sangat kompetitif, setiap orang merasa berjasa, setiap orang merasa kompeten, setiap orang merasa setara dengan orang lainnya. Anda hanya akan ditatap sebagai musuh dalam selimut, sebagai batu ganjalan, sumbangan Anda tidaklah amat dibutuhkan, namun kalau Anda diam, akan dijadikan kambing hitam. Dituding tidak peduli, tidak kolaboratif, tidak punya tenggang rasa, dan segudang tidak ini itu lainnya untuk dituang kepada Anda.
Jadi, berikan sumbangan pikiran Anda, pengetahuan yang Anda miliki hanya kepada mereka yang membutuhkan. Karena bagi orang yang merasa dirinya sudah punya berbagai kelebihan, sudah berlebih, sumbangan Anda akan membuat harga diri mereka tumpah berserakan dan itu tidak baik. Lebih arif dan bijak memberikan sumbangan kepada mereka yang meminta pendapat dan membutuhkannya.
Jangan sekali-kali menawarkan 'jasa' bantuan memberikan sumbangan kepada orang-orang yang mereka sudah menempel di jidat Anda sebagai orang yang tidak dibutuhkan. Anda merendahkan diri sendiri namanya.