Skip to main content

Kpd saudara/i seiman

Kepada saudara-saudara seiman yang menginginkan berdirinya hukum dan syariat islam di tanah air Indonesia tercinta ini, baik yang menginginkannya karena datang dari hati ataupun karena ikut sebuah partai, ikut kelompok pengajian, ikut madrasah, ikut pesantren, ikut kata guru, ikut kata pemimpin, ikut kata wali, mohon pertimbangkan dulu keadaan bangsa kita sendiri dahulu, mohon pikirkan diri kita sendiri dahulu. Kokohkan, kuatkan, dan makmurkan diri kita, keluarga kita, tetangga kita, desa kita, kota kita, propinsi kita, negeri kita dahulu, barulah kemudian bicara soal menegakkan hukum dan syariat islam. Kita sendiri perlu menjadi contoh kepada masyarakat sehingga orang-orang menghargai dan menghormati tindak tanduk kita yang islami. Rasulullah yang dibimbing dan dijaga secara langsung oleh Allah sekalipun perlu memakan masa hampir 23 tahun untuk membentuk masyarakat yang islam. Tegaknya masyarakat islam bukan berarti serta merta harus dilakukan dengan tegaknya terlebih dahulu hukum syariat islam sebagai sebuah undang-undang formal sesebuah negeri. Rasulullah menegakkan terlebih dahulu keimanan masyarakat arab, menyatukannya dalam satu ketauhidan dan secara perlahan menjalin kerjasama dengan masyarakat lainnya. Rasulullah menguatkan dulu kelompok muslimnya, menjadi kekuatan yang dihormati dan dikagumi. Menjadi panutan dan contoh sehingga berbondong-bondong orang mengikuti jalan Islam.

Semuanya memerlukan proses dan kesabaran. Politik sering mengubah seseorang menjadi tidak sabar, mendistorsi kekuasaan dan cenderung korup. Karena itu apabila seseorang membawa agama ke dalam kancah politik, suatu saat godaan syaitan akan datang melalui kekuasaan yang didapatnya dari sana. Apabila agama sudah diselewengkan oleh kekuasaan maka tiada siapa yang dapat menolong untuk tegaknya benang basah. Dan mohon berhati-hatilah, sedikit saja tumbuh kesombongan dalam diri seseorang yang merasa imannya cukup teguh bila mendapatkan ‘kekuasaan’ yang besar, maka Allah tidak akan meridhai hati yang terdapat kesombongan walau sebesar biji sawi. Kita tidak pernah akan tahu kapan ujian keimanan itu datang, apakah melalui kesusahan ataupun kesuksesan hidup.

Comments

Popular posts from this blog

Mencuri

Seringkali kita terburu-buru dalam solat, terlebih lagi selalu jadi kebiasaan saat ruku' dan sujud bacaan memuji kesucian dan ketinggian Allah malah cepat dan kurang dihayati. Rasulullah sudah pernah menasihatkan bahwa yang dimaksud dengan mencuri di waktu solat adalah orang yang ruku' dan sujud-nya tidak sempurna. Ketergesa-gesaan dalam bacaan ruku' dan sujud, barangkali termasuk 'mencuri' juga. Hikmah dari nasihat ini kupikir berkaitan dengan kehidupan. Orang yang menyia-nyiakan hidupnya adalah orang yang mengabaikan atau kurang memperhatikan pekerjaan-pekerjaan kecil. Seperti dalam solat, bacaan ruku' dan sujud adalah yang paling ringkas dan sederhana, tetapi seringkali kita teledor dalam melakukannya. Dalam hidup ini kita suka mengejar hal yang besar-besar dan meremehkan kesempurnaan dalam mengerjakan hal-hal sederhana. Kalau memang itu kita lakukan, perlulah kiranya kita untuk mawas diri dan cepat menyadarinya sebelum akhirnya kita menyesal telah melakukan ...

menjadi muslim ideal, mencari kesempurnaan islam

National Geogarphic baru-baru ini menurunkan artikel tentang Islam di Indonesia. Kadang kala terpikir juga, apakah para Islam fundamentalis hidup berbahagia dengan segala keketatan aturan hidupnya yang diklaim mengikut kesempurnaan ajaran Islam dengan menjalankan hukum Allah. Kalau ditanya secara langsung pasti jawabannya adalah iya, tanpa ada keraguan terlintas. Seperti apakah idealnya penerapan hukum Islam di Indonesia yang notabene nyaris 90% penduduknya adalah muslim. Indikasi bahwa Indonesia seharusnya berlandaskan hukum Islam sebenarnya sangat kuat, sayangnya, apakah kalau dilaksanakan suatu referendum nasional untuk memungut suara mayoritas umat Islam saja akan diperolehi kenyataan yang sama? Saya tidak punya kapasitas untuk menduga-duga hasil yang mungkin muncul dari situ. Tapi untuk membayangkan sebuah Indonesia yang islami saja sudah sangat berat, mengingat mentalitas bangsa, visi dan misi kebangsaan yang sudah cukup porak-poranda akibat ketidakbecusan pemerintahan di masa la...

Osamu Tezuka and The Heart of Manga

Pada awalnya di Jepang, komik secara umum di kenal dalam dua bentuk, yaitu ‘manga’ dan ‘gekiga’. Manga sebagai model komik yang mendapat pengaruh dari masuknya kartun-kartun eropa dan amerika generasi awal, yang muncul terlebih dahulu menjadi sedemikian populernya sehingga menjadi role model dalam membuat komik. Kemapanan ini menimbulkan pergerakan dari pinggiran, anak-anak muda banyak yang menginginkan perubahan dan mencari bentuk-bentuk baru. Muncullah ‘gekiga’ yang secara harfiah bertolak belakang dengan ‘manga’ secara umum pada masa itu. Gekiga mengambil sudut pandang realisme-sosial yang menggunakan pendekatan yang lebih dramatis dan moody, tetapi biasanya penuh aksi laga yang menyangkut kondisi masyarakat pinggiran yang keras. Begitulah sekilas tentang ‘manga’ dan ‘gekiga’ sebagai rival yang saling menyeimbangkan, sebelum akhirnya muncul sebuah nama yang secara tak langsung menyatukan kualitas kedua bentuk komik Jepang tersebut, yaitu Osamu Tezuka, sang ‘Manga no Kamisama’ atau ‘...