Skip to main content

Salah kaprah dan melarikan diri dari kesalahan yang tak disengaja

Hutang nyawa bayar nyawa, sebenarnya itu lebih mudah, bagaimana kalau ternyata hutang nyawa dibayar dengan dosa yang harus ditanggung sendiri dan berlarutan hingga ke anak cucu.
Kalau sebuah kebaikan dijanjikan akan dibalas oleh Yang Maha Kuasa dengan sepuluh kebaikan, dan pertolongan (kebaikan) itu datang dari arah yang tidak di duga-duga.
Barangkali meski satu kali kejahatan dibalas satu kali, apakah semestinya di balas dengan kejahatan yang sama?
Tuhan itu Maha Adil, Dia Maha Teliti, karena itu Dia lebih mengetahui balasan yang setimpal dengan kejahatan yang kita kerjakan.

Perbedaan sebuah cobaan dengan balasan kejahatan mungkin hanya manusia yang mengalami itu sendiri yang menginsyafi, namun barangkali kalau kita selami lebih dalam peringatan yang Tuhan berikan, maka tampaklah bahwa cobaan itu diberikan kepada orang-orang yang beriman, agar diuji keimanannya supaya semakin beriman seorang manusia itu.
Sedangkan balasan kejahatan adalah akibat perbuatan jahat manusia itu sendiri, sehingga sebagaimana kata Tuhan bahwa manusia itu suka ingkar. Maka kemungkinan besarnya balasan kejahatan itu kecil kemungkinannya merubah seseorang itu menjadi insyaf pada kejahatan-kejahatan yang pernah ia perbuat.

Tapi adakalanya kejahatan yang terselubung yang mungkin sekedar kata-kata yang tidak pada tempatnya, tidak sesuai dengan kondisi. Misalnya orang yang dituduh berbuat kejahatan, padahal ia hanyalah korban keadaan. Lalu datang seseorang yang lainnya justru menuduh dan menambah beban pikirannya, mungkin niat seorang ini baik ingin menasehati tetapi cara yang ia gunakan salah kaprah. Karena itu niat yang baik harus bersih dari prasangka dan emosi. Harus pula menimbang baik dan buruk cara penyampaian nasehat.
Karena kalau justru berakibat orang yang dinasehati justru semakin terperosok dan menjauh dari Tuhan. Si orang yang menasehati ini tidak bisa seenaknya lepas tangan dengan menuduh orang lain itu tidak mau bertobat.
Ingatlah Tuhan itu Maha Teliti, karena kalau akibat dari cara penyampaian yang salah, orang menjadi semakin tersesat semakin jatuh ke lembah nista, maka si orang yang memberi nasehat perlu menginsyafi kesalahan atau bahkan kejahatan yang ia lakukan tanpa sengaja karena kurang pertimbangan.
Tidak bisa dengan gampang menghindar dengan alasan dosa akibat kesalahan yang tidak disadari itu terhapus begitu saja.

Comments

Popular posts from this blog

Mencuri

Seringkali kita terburu-buru dalam solat, terlebih lagi selalu jadi kebiasaan saat ruku' dan sujud bacaan memuji kesucian dan ketinggian Allah malah cepat dan kurang dihayati. Rasulullah sudah pernah menasihatkan bahwa yang dimaksud dengan mencuri di waktu solat adalah orang yang ruku' dan sujud-nya tidak sempurna. Ketergesa-gesaan dalam bacaan ruku' dan sujud, barangkali termasuk 'mencuri' juga. Hikmah dari nasihat ini kupikir berkaitan dengan kehidupan. Orang yang menyia-nyiakan hidupnya adalah orang yang mengabaikan atau kurang memperhatikan pekerjaan-pekerjaan kecil. Seperti dalam solat, bacaan ruku' dan sujud adalah yang paling ringkas dan sederhana, tetapi seringkali kita teledor dalam melakukannya. Dalam hidup ini kita suka mengejar hal yang besar-besar dan meremehkan kesempurnaan dalam mengerjakan hal-hal sederhana. Kalau memang itu kita lakukan, perlulah kiranya kita untuk mawas diri dan cepat menyadarinya sebelum akhirnya kita menyesal telah melakukan ...

menjadi muslim ideal, mencari kesempurnaan islam

National Geogarphic baru-baru ini menurunkan artikel tentang Islam di Indonesia. Kadang kala terpikir juga, apakah para Islam fundamentalis hidup berbahagia dengan segala keketatan aturan hidupnya yang diklaim mengikut kesempurnaan ajaran Islam dengan menjalankan hukum Allah. Kalau ditanya secara langsung pasti jawabannya adalah iya, tanpa ada keraguan terlintas. Seperti apakah idealnya penerapan hukum Islam di Indonesia yang notabene nyaris 90% penduduknya adalah muslim. Indikasi bahwa Indonesia seharusnya berlandaskan hukum Islam sebenarnya sangat kuat, sayangnya, apakah kalau dilaksanakan suatu referendum nasional untuk memungut suara mayoritas umat Islam saja akan diperolehi kenyataan yang sama? Saya tidak punya kapasitas untuk menduga-duga hasil yang mungkin muncul dari situ. Tapi untuk membayangkan sebuah Indonesia yang islami saja sudah sangat berat, mengingat mentalitas bangsa, visi dan misi kebangsaan yang sudah cukup porak-poranda akibat ketidakbecusan pemerintahan di masa la...

Osamu Tezuka and The Heart of Manga

Pada awalnya di Jepang, komik secara umum di kenal dalam dua bentuk, yaitu ‘manga’ dan ‘gekiga’. Manga sebagai model komik yang mendapat pengaruh dari masuknya kartun-kartun eropa dan amerika generasi awal, yang muncul terlebih dahulu menjadi sedemikian populernya sehingga menjadi role model dalam membuat komik. Kemapanan ini menimbulkan pergerakan dari pinggiran, anak-anak muda banyak yang menginginkan perubahan dan mencari bentuk-bentuk baru. Muncullah ‘gekiga’ yang secara harfiah bertolak belakang dengan ‘manga’ secara umum pada masa itu. Gekiga mengambil sudut pandang realisme-sosial yang menggunakan pendekatan yang lebih dramatis dan moody, tetapi biasanya penuh aksi laga yang menyangkut kondisi masyarakat pinggiran yang keras. Begitulah sekilas tentang ‘manga’ dan ‘gekiga’ sebagai rival yang saling menyeimbangkan, sebelum akhirnya muncul sebuah nama yang secara tak langsung menyatukan kualitas kedua bentuk komik Jepang tersebut, yaitu Osamu Tezuka, sang ‘Manga no Kamisama’ atau ‘...