Skip to main content

Beberapa Hal dan Sesuatu yang Tak Penting

Niat baik dan ketulusan tidak serta merta akan tampak pada wajah dan perbuatan kita, karena terdapat 'kacamata' persepsi yang menggantang di mata tiap-tiap orang yang memandang. Maksud hati memberikan contoh melalui mata perkuliahan yang diampu rekan mengajar, supaya dibantu dengan tanpa kerja ekstra melainkan memakai kembali yang dilakukan rekan pembelajar dalam kelas.

Namun, cara pandang dari rekan dosen ini justru membaca tindakan tersebut sebagai curi kesempatan memanfaatkan pembelajar dan kelasnya untuk kepentingan pribadi penulis yang notabene adalah atasannya yang berharap belas kasih simbiosis mutualis.

Akhirnya memang kembali kepada sikap moral masing-masing. Kalau memang hidupnya sudah dinaungi oleh cara memandang dan bersikap antisipasi dan penuh kehati-hatian, serta syak-wasangka, maka upaya apapun yang kita lakukan dari luar akan penuh pengorbanan. Apakah pengorbanan itu layak dan perlu untuk kita lakukan. Kalaulah masih ada cara lain, maka tinggalkan saja, karena tidak setiap orang itu layak menerima niat baik dan ketulusan dari kita.

Mengutarakan pendapat demi kebaikan bukanlah sesuatu yang menguntungkan, karena sehalus apapun caranya, kita akan berada diposisi dinilai kurang, selalu dianggap kurang pandai bernegosiasi, kurang pinter mengambil hati, kurang berhasil dan segala jenis kekurangan akan ditempatkan diantara pandangan orang dengan perbuatan tindakan yang sudah diambil.

Ketika menyampaikan bahwa sebaiknya unit yang diberikan tanggung-jawab mencari mitra dan mengadakan kerjasama pelayanan pada masyarakat, maka sebaiknya juga melakukan mengorganisir penempatan rekan-rekan pengajar untuk mengabdi. Ongkos dan biaya untuk kesana kemari, memberikan apresiasi, mengambil hati, komunikasi dan lain sebagainya tidaklah setimpal dengan ukuran kredit semester yang kecil tapi tanggung-jawab besarnya. Apa-apa yang sudah dikeluarkan baik itu moral maupun materiil sepatutnya mendapat imbalan yang setimpal agar tidak menjadi beban dan kesusahan hati para pengajar ini. Sayangnya, yang bawahan dengan kurang ajarnya tak peduli, sedangkan atasan menilai sebagai kekurang-ajaran. Jadi, sebaiknya kita diam untuk hal-hal yang diluar jangkauan dan sudah kita baktikan niat dan ketulusan ini.

Popular posts from this blog

Kejadian Alam-kah yang akan menyatukan umat manusia?

Akhir-akhir ini setiap ujung tahun kita selalu menanti dengan was-was, kejadian alam apa lagi yang akan mengakibatkan bencana bagi manusia? Dimana akan terjadi? Berapa banyak lagi korban yang akan jatuh? Saya menjadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah ajakan-ajakan peperangan yang terjadi di luar sana akan berhenti apabila bencana alam melanda mereka yang mengajak berperang itu? Ataukah mereka akan meneruskan propaganda perang dengan alasan keselamatan umat manusia? Tapi begitulah manusia adanya, tidak mau mengalah walaupun sudah kalah dan akan kalah. Semua kejadian di dunia ini seperti sudah tertulis dengan sendirinya. Berkenaan dengan sifat dan sikap manusia yang makin lama makin buruk, saling menikam, saling tak acuh, saling curiga, memang menyesakkan dan membuat capek. Tapi itulah kenyataannya, dan secara bersamaan juga sunatullah alam yang sudah digariskan berjalan. Perubahan alam, gempa bumi, retakan kerak bumi, pergeseran lempeng bumi, es mencair, gunung meletus, semuanya...

ketika seseorang tiada berdaya

Ketika orang tak berdaya, dan ia tak punya tempat untuk berpaling memohon pertolongan, sedangkan hatinya t’lah melupakan Sang Khaliq maka kekerasan adalah jalan pintas untuk membalas. Ketika pertolongan yang diharapkan tak kunjung tiba sedangkan jiwa seseorang itu tak mampu lagi menarik hikmah dari kejadian yang menimpa dirinya, maka sekali lagi kekerasan adalah jalan pintasnya. Si Miskin yang miskin harta sekaligus miskin jiwanya berjumpa dengan Si Kaya yang kaya harta tapi miskin jiwanya seperti Si Miskin. Si Miskin berburuk sangka, demikian pula Si Kaya berburuk sangka pula. Si Miskin karena kemiskinannya berpikir Si Kaya-lah penyebab kemiskinan-kemiskinan di dunia. Si Miskin yang karena kemiskinannya kurang makan ditambah pula miskin jiwanya pada akhirnya menjadi bermalas-malasan. Sedangkan Si Kaya karena kesuksesannya menjadi lahap makan tak kenyang-kenyang, enak kurang enak, sedap kurang sedap, sementara jiwanya tetap kosong kelaparan pada akhirnya menjadi bermalas-malasan ju...

Qissatul Iman: Kisah Mencari Tuhan

Buku ini di tulis oleh Syekh Nadim Aj-Jisr, berupa uraian percakapn teologis-filosofis tentang wujud Tuhan. Wujud Tuhan dalam pengertian disini bukan wujud dalm bentuk 'shape' atau 'form', tetapi wujud keberadaannya di alam semesta, terutama dalam wujud abstraksi pemikiran. Perbedaan yang semakin menjurang antara pemikir dan pemikiran Islam dan Barat adalah diakibatkan dari di satu pihak kejumudan umat Islam terhadap pemikiran tertentu, dan kebebasan ekstrim dalam berpikir di pihak pemikir/pemikiran Barat. Satu-satunya manusia dan juga nabi yang diberi predikat maksum hanyalah Muhammad Rasullullah s.a.w, sebagaimana yang diimani oleh umat islam. Karena ajaran yang dibawanya bukan berasal dari pemikiran pribadi, tetapi diturunkan oleh Allah S.W.T kepada beliau. Percik pemikiran pribadinya dapat dilihat melalui tingkah laku dan perkataan yang disebut Sunnah nabi. Hanya nabi yang senantiasi dilindungi dari kesalahan dan kesia-siaan perbuatan oleh Allah, hanya beliau ya...