Niat baik dan ketulusan tidak serta merta akan tampak pada wajah dan perbuatan kita, karena terdapat 'kacamata' persepsi yang menggantang di mata tiap-tiap orang yang memandang. Maksud hati memberikan contoh melalui mata perkuliahan yang diampu rekan mengajar, supaya dibantu dengan tanpa kerja ekstra melainkan memakai kembali yang dilakukan rekan pembelajar dalam kelas.
Namun, cara pandang dari rekan dosen ini justru membaca tindakan tersebut sebagai curi kesempatan memanfaatkan pembelajar dan kelasnya untuk kepentingan pribadi penulis yang notabene adalah atasannya yang berharap belas kasih simbiosis mutualis.
Akhirnya memang kembali kepada sikap moral masing-masing. Kalau memang hidupnya sudah dinaungi oleh cara memandang dan bersikap antisipasi dan penuh kehati-hatian, serta syak-wasangka, maka upaya apapun yang kita lakukan dari luar akan penuh pengorbanan. Apakah pengorbanan itu layak dan perlu untuk kita lakukan. Kalaulah masih ada cara lain, maka tinggalkan saja, karena tidak setiap orang itu layak menerima niat baik dan ketulusan dari kita.
Mengutarakan pendapat demi kebaikan bukanlah sesuatu yang menguntungkan, karena sehalus apapun caranya, kita akan berada diposisi dinilai kurang, selalu dianggap kurang pandai bernegosiasi, kurang pinter mengambil hati, kurang berhasil dan segala jenis kekurangan akan ditempatkan diantara pandangan orang dengan perbuatan tindakan yang sudah diambil.
Ketika menyampaikan bahwa sebaiknya unit yang diberikan tanggung-jawab mencari mitra dan mengadakan kerjasama pelayanan pada masyarakat, maka sebaiknya juga melakukan mengorganisir penempatan rekan-rekan pengajar untuk mengabdi. Ongkos dan biaya untuk kesana kemari, memberikan apresiasi, mengambil hati, komunikasi dan lain sebagainya tidaklah setimpal dengan ukuran kredit semester yang kecil tapi tanggung-jawab besarnya. Apa-apa yang sudah dikeluarkan baik itu moral maupun materiil sepatutnya mendapat imbalan yang setimpal agar tidak menjadi beban dan kesusahan hati para pengajar ini. Sayangnya, yang bawahan dengan kurang ajarnya tak peduli, sedangkan atasan menilai sebagai kekurang-ajaran. Jadi, sebaiknya kita diam untuk hal-hal yang diluar jangkauan dan sudah kita baktikan niat dan ketulusan ini.