Skip to main content

Adakah sabar yang tiada berbatas?

Hanya sebagian kecil manusia yang mempunyai niat benar-benar ingin berubah dalam hidupnya. Sebahagian besarnya hanya berkata-kata daripada mengerjakannya. Kebanyakannya pula menyembunyikan sifat-sifat kurang baik dalam bawah sadarnya dan justru merasa was-was karena beranggapan orang lain pun bersifat seperti itu.
Lalu apa yang dapat kulakukan kalau itu terjadi pada orang-orang didekatku? Dahulu tampak lembut sekarang tampak garang. Dahulu pandai mengalah, sekarang pandai melunjak. Yang tua belajar bersabar, tetapi yang muda lupa diri. Menunjuk-nunjukkan emosional dengan begitu merasa benar. Pandai memperlihatkan rasa tidak suka terhadap sesuatu, tetapi diri sendiri bukannya banyak kelebihan. Senantiasa menganggap diri sendiri istimewa, tetapi dengan jalan menuduh orang lain yang berbuat demikian.
Kaca cermin ada banyak dimana-mana, mudah didapatkan, tetapi sedikit sekali manusia yang mampu bercermin pada dirinya sendiri.

Sampai kapan dan sampai dimana adanya batas kesabaran itu, ya, Allah ya Rabb? Hanya engkau yang memilikinya. Karena itu kumohon agar Engkau turunkan setitik saja 'kesabaran' bagi umat-umatMu yang hidupnya penuh amarah yang tiada mereka sendiri sadari.

Comments

Popular posts from this blog

Osamu Tezuka and The Heart of Manga

Pada awalnya di Jepang, komik secara umum di kenal dalam dua bentuk, yaitu ‘manga’ dan ‘gekiga’. Manga sebagai model komik yang mendapat pengaruh dari masuknya kartun-kartun eropa dan amerika generasi awal, yang muncul terlebih dahulu menjadi sedemikian populernya sehingga menjadi role model dalam membuat komik. Kemapanan ini menimbulkan pergerakan dari pinggiran, anak-anak muda banyak yang menginginkan perubahan dan mencari bentuk-bentuk baru. Muncullah ‘gekiga’ yang secara harfiah bertolak belakang dengan ‘manga’ secara umum pada masa itu. Gekiga mengambil sudut pandang realisme-sosial yang menggunakan pendekatan yang lebih dramatis dan moody, tetapi biasanya penuh aksi laga yang menyangkut kondisi masyarakat pinggiran yang keras. Begitulah sekilas tentang ‘manga’ dan ‘gekiga’ sebagai rival yang saling menyeimbangkan, sebelum akhirnya muncul sebuah nama yang secara tak langsung menyatukan kualitas kedua bentuk komik Jepang tersebut, yaitu Osamu Tezuka, sang ‘Manga no Kamisama’ atau ‘...

Qissatul Iman: Kisah Mencari Tuhan

Buku ini di tulis oleh Syekh Nadim Aj-Jisr, berupa uraian percakapn teologis-filosofis tentang wujud Tuhan. Wujud Tuhan dalam pengertian disini bukan wujud dalm bentuk 'shape' atau 'form', tetapi wujud keberadaannya di alam semesta, terutama dalam wujud abstraksi pemikiran. Perbedaan yang semakin menjurang antara pemikir dan pemikiran Islam dan Barat adalah diakibatkan dari di satu pihak kejumudan umat Islam terhadap pemikiran tertentu, dan kebebasan ekstrim dalam berpikir di pihak pemikir/pemikiran Barat. Satu-satunya manusia dan juga nabi yang diberi predikat maksum hanyalah Muhammad Rasullullah s.a.w, sebagaimana yang diimani oleh umat islam. Karena ajaran yang dibawanya bukan berasal dari pemikiran pribadi, tetapi diturunkan oleh Allah S.W.T kepada beliau. Percik pemikiran pribadinya dapat dilihat melalui tingkah laku dan perkataan yang disebut Sunnah nabi. Hanya nabi yang senantiasi dilindungi dari kesalahan dan kesia-siaan perbuatan oleh Allah, hanya beliau ya...

Mencuri

Seringkali kita terburu-buru dalam solat, terlebih lagi selalu jadi kebiasaan saat ruku' dan sujud bacaan memuji kesucian dan ketinggian Allah malah cepat dan kurang dihayati. Rasulullah sudah pernah menasihatkan bahwa yang dimaksud dengan mencuri di waktu solat adalah orang yang ruku' dan sujud-nya tidak sempurna. Ketergesa-gesaan dalam bacaan ruku' dan sujud, barangkali termasuk 'mencuri' juga. Hikmah dari nasihat ini kupikir berkaitan dengan kehidupan. Orang yang menyia-nyiakan hidupnya adalah orang yang mengabaikan atau kurang memperhatikan pekerjaan-pekerjaan kecil. Seperti dalam solat, bacaan ruku' dan sujud adalah yang paling ringkas dan sederhana, tetapi seringkali kita teledor dalam melakukannya. Dalam hidup ini kita suka mengejar hal yang besar-besar dan meremehkan kesempurnaan dalam mengerjakan hal-hal sederhana. Kalau memang itu kita lakukan, perlulah kiranya kita untuk mawas diri dan cepat menyadarinya sebelum akhirnya kita menyesal telah melakukan ...