Skip to main content

Malaikat dan Syaitan

Sungguh aneh mengapa 'syaitan' yang mengenal Allah dan tahu kalau azab Allah sangat keras berani membangkang. Alasannya adalah karena kesombongannya. Sungguh menakutkan rasa 'sombong' ini, mudah-mudahan kita selalu dilindungi dari perasaan sombong itu, dan kalaupun terbersit semoga kita ditolongNya agar cepat mengisyafi diri.

Ini sekedar pemahaman saya bermain-main dengan pikiran yang mungkin berbahaya bagi orang yang salah mengira sebagai sesuatu yang serius dan benar. Syaitan dan Malaikat belum mempunyai 'pekerjaan' khusus mendampingi manusia sebelum Adam dan Hawa diciptakan.
Pekerjaan syaitan untuk menggoda, dan pekerjaan malaikat untuk mencatat dan melaksanakan perintah Allah yang berkenaan dengan kehidupan manusia. Semuanya bermula karena Sunatullah dengan penciptaan manusia sebagai khalifah di dunia.
Sesuatu hal yang barangkali kita anggap sebagai metafora di dunia fana ini besar kemungkinannya adalah sesuatu yang wujud nyata di alam akhirat kelak. Misalnya Cahaya dimana para malaikat diciptakan. Kita mengetahui konsep cahaya yang terang menerangi, tetapi bukan berarti cahaya dimana para malaikat dilahirkan itu seperti cahaya yang berasal dari bola lampu pijar ataupun cahaya bintang matahari. Demikian juga dengan api tempat asal syaitan diciptakan, bukan berarti api itu api kompor gas atau jilatan api dipermukaan matahari.

Malaikat adalah mahkluk ciptaan Allah yang penurut, dan Allah sekali-kali bukan seperti manusia yang kalau punya hamba penurut lalu sesuka hati berbuat sewenang-wenang. Meskipun Allah mempunyai kekuasaan untuk berbuat apa saja tetapi tidak berarti Malaikat yang penurut dijadikan Allah sebagai alat kesewenang-wenanganNya. Demikian juga dengan syaitan, meskipun ia diciptakaNya sebagai oposisi dari sifat-sifat Malaikat yang penurut, Allah tidak sewenang-wenang membuat syaitan membangkang tak menentu. Pembangkangan syaitan mempunyai sebab, dan penyebab pembangkangan itu adalah rasa sombong sehingga ketika Allah menciptakan Adam dan menyuruh para malaikat dan syaitan untuk bersujud, syaitan menolak dan membangkang kepada perintah Allah.

Padahal ia tahu kesalahannya akan dihukum sangat berat oleh Allah. Dan azab paling pedih yang harus ia terima adalah berasal dari ucapan dan tantangannya sendiri terhadap Allah, yaitu harus menggoda manusia selama-lamanya hingga tiba hari kiamat. Syaitan menantang bahwa manusia yang Allah ciptakan itu lebih rendah dari dia, manusia tidak akan menerima keberadaan Allah pencipta mereka. Ia akan menggoda dengan berbagai cara dan dari berbagai arah. Cara baik-baik maupun cara yang menakutkan. Karena itu umat manusia harus berupaya terus menerus tawadlu rendah hati dan insyaf agar dapat membuka selubung-selubung hati yang ditutupi oleh godaan syaitan.

Perjuangan inilah yang dirasakan oleh penulis sangat berat. Semakin kita ingin cepat membuka selubung itu semakin sulit dan berat, dan semakin mudah tersesat.

Pada akhirnya syaitan akan menyerah kalau manusia berhasil membuktikan dirinya adalah mahkluk ciptaan Allah yang pantas memegang kekhalifahan di dunia. Kalau seluruh umat manusia dapat membendung diri dari godaan syaitan, maka pada saat itulah Allah membuktikan kesalahan nyata dari keraguan dan pembangkangan syaitan. Dan pada saat itu pulalah, syaitan akan menyerah dan dengan demikian berakhirlah hukuman baginya untuk menggoda manusia. Kiamat datang, dan masing-masing mahkluk Allah akan ditimbang dan diberi balasan sesuai amal dan perbuatannya. Demikian juga malaikat dan syaitan.

Comments

Popular posts from this blog

...kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. 17:16) Indonesia . Negeriku tercinta. Sudahkah tiba waktunya untuk bangkit (menjadi sadar kembali) dari tidur panjangnya? Surah Al Israa’ ayat 16 itu benar-benar sesuai mencerminkan keadaan negeri kita ini. Tidakkah kita dengar berbagai perbincangan, diskusi dan debat di berbagai media tentang kebangkitan nasional, kebangkitan bangsa, dan kebangkitan harga diri manusia Indonesia ? Namun adakah kita dengar sejurus tentang kebangkitan ‘akhlak’ didengungkan oleh sesiapa (yang bukan penceramah agama)? Adakah kita berbicara tentang kembali kepada fitrah manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan? Akh, itu omong kosong saja. Mungkin dianggap naif, dengan melih...

ketika seseorang tiada berdaya

Ketika orang tak berdaya, dan ia tak punya tempat untuk berpaling memohon pertolongan, sedangkan hatinya t’lah melupakan Sang Khaliq maka kekerasan adalah jalan pintas untuk membalas. Ketika pertolongan yang diharapkan tak kunjung tiba sedangkan jiwa seseorang itu tak mampu lagi menarik hikmah dari kejadian yang menimpa dirinya, maka sekali lagi kekerasan adalah jalan pintasnya. Si Miskin yang miskin harta sekaligus miskin jiwanya berjumpa dengan Si Kaya yang kaya harta tapi miskin jiwanya seperti Si Miskin. Si Miskin berburuk sangka, demikian pula Si Kaya berburuk sangka pula. Si Miskin karena kemiskinannya berpikir Si Kaya-lah penyebab kemiskinan-kemiskinan di dunia. Si Miskin yang karena kemiskinannya kurang makan ditambah pula miskin jiwanya pada akhirnya menjadi bermalas-malasan. Sedangkan Si Kaya karena kesuksesannya menjadi lahap makan tak kenyang-kenyang, enak kurang enak, sedap kurang sedap, sementara jiwanya tetap kosong kelaparan pada akhirnya menjadi bermalas-malasan ju...

Kejadian Alam-kah yang akan menyatukan umat manusia?

Akhir-akhir ini setiap ujung tahun kita selalu menanti dengan was-was, kejadian alam apa lagi yang akan mengakibatkan bencana bagi manusia? Dimana akan terjadi? Berapa banyak lagi korban yang akan jatuh? Saya menjadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah ajakan-ajakan peperangan yang terjadi di luar sana akan berhenti apabila bencana alam melanda mereka yang mengajak berperang itu? Ataukah mereka akan meneruskan propaganda perang dengan alasan keselamatan umat manusia? Tapi begitulah manusia adanya, tidak mau mengalah walaupun sudah kalah dan akan kalah. Semua kejadian di dunia ini seperti sudah tertulis dengan sendirinya. Berkenaan dengan sifat dan sikap manusia yang makin lama makin buruk, saling menikam, saling tak acuh, saling curiga, memang menyesakkan dan membuat capek. Tapi itulah kenyataannya, dan secara bersamaan juga sunatullah alam yang sudah digariskan berjalan. Perubahan alam, gempa bumi, retakan kerak bumi, pergeseran lempeng bumi, es mencair, gunung meletus, semuanya...