Aku terlalu sering mempertanyakan apakah para nabi dan rasul itu adalah individu yang sempurna atau bukan? Entah bagaimana akhirnya aku mencoba memahami bahwa manusia sememangnya mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesalahan aku dalam menilai kesempurnaan itu rupanya terletak pada kekurang-tepatan dalam meletakkan sisi kemanusian dalam diri si manusia itu sendiri. Selalunya kita meletakkan kata 'Manusia' sebagai bentuk tunggal, seorang individu, padahal manusia adalah sebuah konsep mahkluk yang merujuk bukan kepada satu individu saja, tetapi seluruh manusia di dunia dan akhirat. Kegagalan memahami konsep manusia inilah yang membawa diriku terbenam dalam sifat egosentrisme, yang tanpa disadari merasa bahwa manusia adalah pusat alam semesta. Kemanakah ruh-ruh virus kecil yang berukuran atomis pergi? Kemanakah jiwa-jiwa nyamuk dan lalat yang kita semprot dengan baygon? Kemanakah kucing dan anjing pergi setelah mati? Kemankah harimau, burung-burung dan gajah pergi setelah k...
its a place for me to do contemplation on the creation of 'thien' and 'earth'. Mengingat Dia saat berdiri, duduk maupun berbaring dan merenungkan tentang adanya langit dan bumi. (rujukan Surah Ali Imran ayat 191-192) Demikianlah manusia yang tidak mensia-siakan akal untuk berpikir yang telah diberikan oleh Sang Khaliq.