Skip to main content

SATRIA BRAHMACARYA (ringkasan buku kesatu)

[(Ujian 1)]: Buku kesatu
Kisah akan dimulai dengan kilas balik terjadinya pembunuhan tanpa sengaja terhadap Dewi Amba yang cantik oleh pendekar Bhisma yang paro baya dan gagah perawakannya. Dalam desakan Amba, tanpa sengaja, panah yang dimaksudkan oleh Bhisma sekedar untuk menakut-nakuti justru tergelincir dan menghunjam ke dalam dada Ambda hingga tembus ke belakang punggungnya. Dalam pangkuan Bhisma, Amba mengucapkan salam perpisahan yang ia sertai sebuah supata bahwa ia menangguhkan diri untuk ke akherat untuk menunggu Bhisma dan kelak akan tiba waktunya ia menjemput sang ksatria untuk bersama-sama masuk ke nirwana. Bhisma tak mampu berucap sepatah kata pun, dalam penyesalannya, ia terkenang pada Ayahnya dan semua kilas balik perjalanan hidupnya.
Dewi Amba dalah tipikal wanita yang menyukai lelaki yang kuat dan gagah, berbeda sifat dengna kedua adiknya yang masih muda. Amba adalah wanita dewasa yang pemilih. Cintanya semula bagi Prabu Salya berbalik manakala ia melihat sosok jiwa dari Resi Bhisma. Prabu Salva mempertaruhkan jiwa dalam perebutan dirinya dan adik-adiknya karena keinginan pribadi semata, sedangkan bagi Bhisma pertaruhan jiwa ini adalah demi keberlangsungan hidup kerajaan dan pemerintahan negeri Hastina yang dipimpin oleh adik sepupunya. Bhisma berhasil megnalahkan Salva, Amba berterus terang bahwa ia dengan Salva telah mengikat janji, namun Salva yang sudha kalah menolak Amba karena itu berarti sebuah penghinaan yang tidak bisa ia terima dari Bhisma. Amba yang merasa terbuang lalu menetapkan pilihan jiwanya yang memang telah berubah haluan kepada Bhisma, sayang pilihannya itu bukan seseorang yang bisa ia tmabtkan hati dan hidup bersama. Sesuatuyang berakibat fatal di kemudian waktunya.

Comments

Popular posts from this blog

Qissatul Iman: Kisah Mencari Tuhan

Buku ini di tulis oleh Syekh Nadim Aj-Jisr, berupa uraian percakapn teologis-filosofis tentang wujud Tuhan. Wujud Tuhan dalam pengertian disini bukan wujud dalm bentuk 'shape' atau 'form', tetapi wujud keberadaannya di alam semesta, terutama dalam wujud abstraksi pemikiran. Perbedaan yang semakin menjurang antara pemikir dan pemikiran Islam dan Barat adalah diakibatkan dari di satu pihak kejumudan umat Islam terhadap pemikiran tertentu, dan kebebasan ekstrim dalam berpikir di pihak pemikir/pemikiran Barat. Satu-satunya manusia dan juga nabi yang diberi predikat maksum hanyalah Muhammad Rasullullah s.a.w, sebagaimana yang diimani oleh umat islam. Karena ajaran yang dibawanya bukan berasal dari pemikiran pribadi, tetapi diturunkan oleh Allah S.W.T kepada beliau. Percik pemikiran pribadinya dapat dilihat melalui tingkah laku dan perkataan yang disebut Sunnah nabi. Hanya nabi yang senantiasi dilindungi dari kesalahan dan kesia-siaan perbuatan oleh Allah, hanya beliau ya...

menjadi muslim ideal, mencari kesempurnaan islam

National Geogarphic baru-baru ini menurunkan artikel tentang Islam di Indonesia. Kadang kala terpikir juga, apakah para Islam fundamentalis hidup berbahagia dengan segala keketatan aturan hidupnya yang diklaim mengikut kesempurnaan ajaran Islam dengan menjalankan hukum Allah. Kalau ditanya secara langsung pasti jawabannya adalah iya, tanpa ada keraguan terlintas. Seperti apakah idealnya penerapan hukum Islam di Indonesia yang notabene nyaris 90% penduduknya adalah muslim. Indikasi bahwa Indonesia seharusnya berlandaskan hukum Islam sebenarnya sangat kuat, sayangnya, apakah kalau dilaksanakan suatu referendum nasional untuk memungut suara mayoritas umat Islam saja akan diperolehi kenyataan yang sama? Saya tidak punya kapasitas untuk menduga-duga hasil yang mungkin muncul dari situ. Tapi untuk membayangkan sebuah Indonesia yang islami saja sudah sangat berat, mengingat mentalitas bangsa, visi dan misi kebangsaan yang sudah cukup porak-poranda akibat ketidakbecusan pemerintahan di masa la...

Osamu Tezuka and The Heart of Manga

Pada awalnya di Jepang, komik secara umum di kenal dalam dua bentuk, yaitu ‘manga’ dan ‘gekiga’. Manga sebagai model komik yang mendapat pengaruh dari masuknya kartun-kartun eropa dan amerika generasi awal, yang muncul terlebih dahulu menjadi sedemikian populernya sehingga menjadi role model dalam membuat komik. Kemapanan ini menimbulkan pergerakan dari pinggiran, anak-anak muda banyak yang menginginkan perubahan dan mencari bentuk-bentuk baru. Muncullah ‘gekiga’ yang secara harfiah bertolak belakang dengan ‘manga’ secara umum pada masa itu. Gekiga mengambil sudut pandang realisme-sosial yang menggunakan pendekatan yang lebih dramatis dan moody, tetapi biasanya penuh aksi laga yang menyangkut kondisi masyarakat pinggiran yang keras. Begitulah sekilas tentang ‘manga’ dan ‘gekiga’ sebagai rival yang saling menyeimbangkan, sebelum akhirnya muncul sebuah nama yang secara tak langsung menyatukan kualitas kedua bentuk komik Jepang tersebut, yaitu Osamu Tezuka, sang ‘Manga no Kamisama’ atau ‘...